Sederhana Dalam Fikir, Anggun Dalam Sikap
Siti Roemaeni, nama pertama mama yang diberikan oleh almarhum Mbah kakung Karsidan dan Mbah putri Siti Mainah. Mama yang lahir di Yogyakarta 2 Mei 1949 tidak terlalu lama memakai nama Siti Roemaeni, karena menurut ceritanya, nama tersebut tidak terlalu cocok dengan mama. Entah dari mana dasar pembenarannya, kemudian nama mama diubah menjadi Eny Budi Astututi. Mama dengan nama Siti Roemaeni dikisahkan sering menangis dan sulit dihentikan tangisnya, padahal nama Siti Roemaeni itu diharapkan oleh Mbah kakung dapat menjadi kenang-kenang saat keluarga kecil Mbah kakung menempati rumah barunya di seputaran Baciro. Walau berat tapi demi si bayi mungil yang sulit dihentikan tangisnya, Siti Roemaeni diganti menjadi Eny Budi Astuti dan alhamdulilah hingga kini nama itu masih menjadi idola saya dan tentunya keluarga yang lain. Mama lahir dalam keluarga sederhana dan penuh dengan keterbatasan, Mbah kakung yang yatim piatu berusaha sekuat tenaga membesarkan mama bersama Mbah Putri, sampai akhirnya mama dipersunting oleh Bapak (Drs. H. Djajusman, MS., SH., MH.) pada tanggal 10 Juni 1974.
Itulah sedikit cerita soal latar belakang mama, perempuan luar biasa yang saat saya kecil, saya sering menganggap mama itu ribet soal pakaian. Belakangan saya mulai fahami dan coba mengerti, bahwa mama adalah perempuan luar biasa dengan fikiran sederhana namun elegan dan anggun dalam bersikap. Jika terdahulu telah sedikit saya berkisah soal Bapak, sekarang saya mau cerita sedikit soal mama, perempuan pertama yang saya anggap HEBAT. Dalam tulisan bapak saya berujar bahwa tulisan soal mama akan berjudul "dalam kesederhanaannya ia memberi kami kekayaan", namun sedikit saya rubah saja agar rasa dramanya lebih mengalir (hehe). Mama yang saya tau berasal dari keluarga sederhana dan mampu menjadikan ke-6 anaknya sebagai master di bidangnya masing-masing. Mama rela untuk menggadaikan emas, perhiasan dan barang-barang pribadi mama demi membayar biaya sekolah anak-anaknya dengan harapan kelak anak-naknya mampu menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik dari mama (susah sepertinya, karena mama hebatnya sulit ditandingi).
.jpg)
Sderhana dalam fikir dan anggun dalam sikap, seperti itulah mama. Sering saya melihat dalam keseharian mama, mama berbeda pendapat dengan bapak. Secara alamiah, rasa jengkel mama kepada bapak tetap keluar dan tidak tertutupi, tapi katika memang mama harus tampil sebagai sosok seorang istri maka dalam kejengkelannya, mama tetap melayani bapak. Bandingkan dengan istri-istri jaman sekarang, palingan kalau jengkel ya ditinggal pergi, yang agak halusnya paling ditinggal tidur. Perhatikan sudut lainnya keanggunan sikap mama, walau hati dilanda kejengkelan, mama tetap tampil sebagai sosok istri yang melayani dan itu sungguh sulit untuk ditiru. Mama luar biasa, dalam sikapnya yang sederhana mama mengajarkan kami bagaiman seharusnya seorang istri itu, dan mama berhasil mencontohkan.
Terakhir mungkin dalam tulisan ini adalah saat-saat menjelang pernikahan, ditengah ribetnya persiapan, dan riuhnya keadaan kadang ada sesekali konflik yang muncul. Ketika ada sebuah konflik muncul dan saya sempat ngobrol dengan mama, ini yang keluar dari bibir mama : "ki, ngomong itu mudah, tapi ngemong itu susah dan itulah yang selama ini mama lakukan.". Wow, mama yang saya kenal memang sangat jarang menasehati kami secara verbal (dalam kata-kata tapi sekalinya ngomong, dahsyat. Perhatikan mendalam, perhatikan sudut lainnya omongan mama itu. Dalam bahasa verbalnya (yang jarang sekali mama keluarkan) mama mengajari kami bagaiman susahnya menjadi seorang istri, seorang ibu yang ngemong banyak kepala. Banyak teori, banyak alasan yang bisa keluar tapi mama dengan "ngemong"-nya mengajarkan kesederhanaan pola pikir, mengajarkan kesantunan sikap tapi tetap berkelas dengan perilaku yang elegan dan anggun. Saya, dan tentunya keluarga yang lain punya segudang cerita soal mama, tapi sedikit saja yang tertuang disini telah mampu membuat kami merasa bangga dan bersyukur punya mama yang hebat. Mama yang super sabar dan pengertian. I love you ma...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar