Jumat, 15 November 2013

Amerika dalam Al Qur'an

     Amerika Serikat adalah sebuah negara yang terletak di tengah-tengah benua Amerika Utara yang berbatasan langsung dengan Kanada dan Meksiko. Keberadaan Amerika Serikat identik dengan kekuatan akronim super power/adikuasa dimana negara tersebut dianggap negara yang tangguh tanpa celah. Amerika Serikat (AS) merupakan negara yang selalu ingin menjadi otoritas yang dominan dalam segala bidang di dunia. Mulai dari dominasi penentuan harga minyak, dominasi tata pangan, dominasi otomotif, dominasi sosial, dominasi militer hingga dominasi kiblat politik. Lewat kekuatan budaya dan bahkan militer AS tak segan menyebarluaskan visi politiknya "demokrasi". Demokrasi ala AS dianggap yang paling yahud di dunia ini. Seakan kiblat politik lain (sosiali-komunis-agamis) adalah visi politik terbelakang dan tidak moder. Dalam sebuah gambar kartun bahkan ditampilkan puluhan rudal dijatuhkan dari sebuah pesawat dengan tulisan "if you don't come to democracy....democracy will come to you". Menggelitik memang, jika kalian tidak membawa demokrasi kedalam gaya hidup bernegara maka pesawat-pesawat tempur amerika akan mengajarkan tentang demokrasi, begitulah kurang lebih maksudnya.
     
     Menggelitik mungkin bukan kata yang tepat jika sudah berbicara fakta dan data, namun apalah arti sebuah kata ketika tak lagi diperhatikan. Telah ribuan tulisan yang berbicara tentang kegilaan demokrasi ala negara koboy itu. Telah ribuan tetesan darah yang dituangkan menolak demokrasi ala AS itu masuk kenegara mereka. Ribuan militan pejuang di Afganistan telah berpeluh darah dan bermandikan nanah hanya untuk mempertahankan tanah mereka dan menolak demokrasi ala AS. Negara Paman Sam dengan dalih senjata pemusnah masal dan otoritrianisme yang ada di Afganistan menjatuhkan berton-ton bom. Kemudian hal senada juga terjadi di Iraq, Mesir, Suriah. Dengan dalih memperbaiki peradaban AS menghancurkan keberadaan peradaban itu sendiri. Seakan lupa bahwa ada manusia-manusia yang tak berdosa dibawah raungan pesawat tempur AS. Demokrasi dan HAM harus ditegakkan di timur tengah, itulah alasan AS secara intelktual. 

     Apapun alasan AS dalam menginvasi negara-negara timur tengah, militer bukan solusi untuk menyebarkan faham politik. Dengan perang senjata konvensional saja mereka (AS) mengatakan bahwa itu adalah penegakan HAM dan Demokrasi. AS memperbaiki tatanan kehidupan dunia yang rusak oleh senjata pemusnah masal dan otoriterianisme. Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat (8) hingga ayat (19) telah jelas ditunjukan bahwa ada sekelompok orang yang nantinya mengaku beriman namun justru ia adalah kafir sesungguhnya. Ada sekelompok kaum yang mengatakan akan memperbaiki dunia namun justru menipu diri mereka sendiri dan sesungguhnya malah merusak tatanan dunia. Orang-orang seperti itu adalah orang-orang munafik yang pada saatnya nanti akan menjadi tuli, buta dan bisu sesungguhnya.

     Surat Al Baqarah ayat (8) mengatakan : "Dan diantara manusia ada yang berkata, kami beriman kepada Allah dan hari akhir. Padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman". Selanjutnya ayat (9) menjelaskan pula : "Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal sesungguhnya mereka hanyalah menipu dirinya sendiri tanpa mereka sadari". Itulah Amerika Serikat, dengan tipu muslihat HAM dan Demokrasinya mereka bermaksud menguasai timur tengah dan merusak tatanan yang ada. Lebih jelas Al Qur'an dalam surat Al Baqarah ayat (11) menyatakan "Dan apabila dikatakan kepada mereka, janganlah berbuat kerusakan di Bumi!!, Mereka justru menjawab, bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang memperbaiki". Persis sama seperti apa yang dilakukan AS ke timur tengah. AS membawa misi HAM dan demokrasi dengan dalih memperbaiki keseimbangan dunia, padahal mereka justru merusak keseimbangan tatanan dunia. Luar biasa keajaiban Al Qur'an dalam membaca masa depan. Telah ada pesan-pesan dengan dimensi ketuhanan yang harus kita fahami maknanya, dan percayalah bahwa Allah tidak tidaur untuk membinasakan orang-orang yang nantinya Bisu, Tuli dan Buta sebenarnya. AS akan dilaknat dan orang munafik akan dibinasakan, itulah janji Allah dalam Al Qur'an.

     Semoga pesan ketuhanan yang ada dalam Al Qur'an mampu diterima dengan baik oleh pemimpin dunia dan juga pemimpin Indonesia yang akan terpilih di 2014. jangan sampai pemimpin Indonesia tergolong dalam apa yang diterangkan oleh Al Qur'an surat Al Baqarah ayat (8) sampai ayat (19). Tak ada ruginya menolak AS sebagai kiblat politik, tak ada ruginya membanggakan dan mempraktekan kepribadian bangsa sendiri dalam berpolitik maupun berbudaya. sebab AS bukanlah segalanya dan segalanya bukanlah berada di AS. Masih jelas terngiang gaya Berdikari yang dicetuskan oleh Bapak Negara sepanjang MAsa, Sukarno.  Jayalah bangsaku dan Belajarlah bangsaku.

2 komentar:

  1. Tetapi negara Indonesia menganut sebagian besar fahaam demokrasi amerika, FPI dan kelompok2 "pembela" Islam kebanyakan tidak berani, beraninya sama yang lebih kecil, masih membayar pajak, apakah mereka termasuk golongan munafiq?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak cuma mereka tidak mempunyai keberanian untuk melawan amerika dan sekutu buat masa ni amerika dan israel kuasai dunia dan bersenang lenang dan kita akan bangkit

      Hapus